Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh :AIDS, Autoimunitas, dan Alergi

loading...
Berikut ini adalah beberapa macam gangguan pada sistem kekebalan tubuh manusia yang saat ini marak terjadi.

AIDS

 

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immonodeficiency Virus). Virus tersebut menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan jenis sel T lainnya dan sel B plasma. Hal ini menyebabkan kemampuan tubuh melawan kuman penyakit menjadi berkurang.

Sel T pembantu menjadi target utama virus HIV karena pada permukaannya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika glikoprotein (gp120) yang terdapat pada permukaan HIV menempel kepada reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu.
 
Virus tersebut kemudian masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis  dan memulai replikasi (memperbanyak diri). Selanjutnya virus-virus baru keluar dari sel T yang terinfeksi secara eksositosis atau melisiskan sel.
 
gangguan pada sistem kekebalan tubuh

Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah, sedangkan pada penderita AIDS jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm3 darah. Kondisi ini mengakibatkan penderita AIDS mudah terserang penyakit, misalnya TBC, meningitis, kanker darah, dan melemahnya ingatan sehingga dapat mengakibatkan kematian.

 

Autoimunitas


Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antbodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas dapat mengakibatkan beberapa kelainan sebagai berikut :
  1. Diabetes melitus, disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di  pankreas  yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
  2. Myasthenia gravis, disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel otot lurik. Hal ini mengakibatkan otot lurik mengalami kerusakan.
  3. Addison’s disease, disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenalin. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.
  4. Lupus, disebabkan oleh antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Pada penderita lupus, antibodi menyerang jaringan tubuh sedang dua cara yaitu :
Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misal antibodi menyerang sel-sel darah merah yang mengakibatkan sel-selnya hancur sehingga menyebabkan penderitanya menderita anemia.
 
Antibodi akan bergabung denga antigen yang membentuk ikatan yang disebut kompleks imun. Dalam keadaan normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada penderita lupus, sel asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit dengan baik.
 
Jumlah sel fagosit ini justru semakin bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang berperan menimbulkan inflamasi atau peradangan. Proses peradangan ini akan menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika hal ini terjadi dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.

         5. Radang sendi atau artritis reumatoid, merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan peradanga   dalam waktu lama pada sendi. Penyakit pada sistem kekebalan tubuh ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial, struktur-struktur sendi serta  artrofi otot, dan penipisan tulang.

Alergi


Alergi merupakan salah satu bentuk gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Alergi atau hipersensitivitas adalah suatu respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh. senyawa yang dapat menimbulkan alergi disebut alergen. Aleregn dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu misalnya udang.
 
Proses terjadinya alergi diawali denan masuknya alergen ke dalam tubuh. Alergen tersebut akan merangsang sel-sel B plasma untuk mengekskresikan antibodi IgE. Alergen yang masuk ke dalam tubuh pertama kali tidak dapat menimbulkan gejala alergi. Namun, IgE yang terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit.
 
Keadaan ini mengakibatkan mastosit melepaskan histamin yang berperan dalam proses pembesaran dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah (inflamasi). Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi, misalnya bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Pemberian antishistamin dapat menghentikan gejala alergi.

Demikianlah penjelasan mengenai gangguan pada sistem kekebalan tubuh. AIDS, Autoimunitas dan alergi adalah bentuk gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang paling umum kita ketahui. Semoga tulisan ini bermanfaat. 
loading...